Resensi Berpijak pada Karakteristik Siswa dan Budayanya

Pembelajaran Moral : Berpijak pada Karakteristik Siswa dan Budayanya

RESENSI BUKU
Judul Buku : Pembelajaran Moral (Berpijak Pada Karakteri
stik Siswa dan Budayanya)
Pengarang : Dr. C. Asri Budiningsih
Penerbit : Rineka Cipta
Tahun Terbit : 2008
Kota Terbit : Jakarta
Bahasa : Indonesia
Tebal Buku : viii + 115
ISBN : 979-518-896-8

Resensi Isi Buku :
Buku ini memberikan pengajaran kepada pendidik bagaimana memperlakukan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang berlandaskan pada moral sebagai pijakan, baik sebagai pijakan dalam ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Dijelaskan dalam buku ini setidaknya ada empat model cara penyampaian pembelajaran moral, yaitu:

1. Model sebagai mata pelajaran tersendiri Model ini memerlukan adanya garis besar program pengajaran (GBPP), satuan pelajaran/rencana pelajaran, metodologi, dan evaluasi pembelajaran tersendiri dan harus masuk dalam kurikulum dan jadwal terstruktur. Kelebihan model ini adalah lebih terfokus dan memiliki rencana pembelajaran yang matang untuk menstruktur dan mengukur hasil belajar siswa. model ini memberikan kesempatan yang lebih luas kepada guru untuk mengembangkan kreativitasnya. Kelemahannya guru bidang studi lain tidak turut terlibat dan bertanggung jawab. Dengan model ini ada kecenderungan pembelajaran moral hanya diberikan sebatas pengetahuan kognitif saja

 2. Model terintegrasi dalam semua bidang studi Semua guru dalam semua bidang studi adalah pengajar moral tanpa kecuali. Kelebihan model ini adalah semua guru ikut bertanggung jawab, dan pembelajarannya tidak selalu bersifat informatif-kognitif melainkan bersifat terapan pada tiap bidang studi. Kelemahannya adalah jika terjadi perbedaan perspsi tentang nilai-nilai moral di antara guru, maka justru akan membingungkan siswa.

3. Model di luar pengajaran Model pemebelajaran ini dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan di luarb pengajaran. Model ini lebih mengutamakan pengolahan dan penanaman moral melalui suatu kegiatan untuk membahas dan mengupas nilai-nilai hidup. Anak mendalami nilai-nilai moral melalui pengalaman-pengalaman konkret, sehingga nilai-nilai moral tertanam dan terhayati dalam hidupnya. Namun jika pelaksanaan kegiatan semacam ini hanya dilakukan setahun sekali atau dua kali, maka kurang memperoleh hasil yang optimal. Pembelajaran moral demikian harus secara rutin dilaksanakan.

 4. Model gabungan Pembelajaran moral yang dilakukan dengan menggunakan model gabungan antara model terintegrasi dengan model di luar pengajaran, memerlukan kerja sama yang baik antara guru sebagai tim pengajar dengan pihak-pihak luar yang terkait.


Kelebihan buku : Menurut saya, penulis menuliskan tulisannya sudah baik dan secara sistematis atau urut, dimana pasti banyak pembaca akan mengerti maksud dari yang diuraikan dengan cara membayangkannya  atau hanya dengan membacanya. Disajikan beberapa bagan yang berkaitan dengan bahasan yang sedang dibicarakan. Ada pula alat ukur yang bisa digunakan untuk mengukur pada tahap penalaran moral.
Kekuraangan :
Kekurangannya model ini menuntut keterlibatan banyak pihak, memerlukan banyak waktu untuk koordinasi, banyak biaya, dan diperlukan kesepahaman yang mendalam apalagi jika melibatkan pihak luar sekolah. Model pembelajaran moral manapun yang akan digunakan di sekolah, diperlukan komitmen bersama antara guru-guru dan pengelola sekolah juga orang tua, agar pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa dan kondisi sekolah maupun 

http://library.fip.uny.ac.id/
http://uny.ac.id/
https://imadiklus.com
http://pendidikan-luar-sekolah.fip.uny.ac.id/

Komentar

Postingan Populer